Di beberapa daerah dengan kebudayaan tertentu pagar rumah sebagai pembatas halaman adalah hal yang wajib. Ada yang menggunakan beton atau tembok, yang nyaris tanpa celah, ada juga yang menggunakan besi yang masih terlihat dari luar. Fungsi pagar di depan halaman rumah merupakan salah pembatas untuk menjaga privasi. Bagi beberapa orang dan mungkin sekarang kebanyakan orang, privasi adalah hal yang perlu di jaga. termasuk di sekitaran rumah dan itu mulai dari pagar.
Berbagai macam jenis pagar digunakan. Mulai dari pagar kawat berduri, beton/tembok, besi, bambu dan kayu. Semua dipilih sesuai dengan selera dan kebutuhan masing - masing empunya rumah, dan tentunya budget juga menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan. Selain pagar seperti yang sudah disebutkan (Beton/tembok, besi, bambu, dan kayu), beberapa rumah menggunakan tanaman sebagai pagar pembatas halaman. Jenis - jenis tanaman yang bisa digunakan sebagai pagar beragam, mulai dari pohon bambu dan beberapa jenis tanaman perdu.
Bukan sembarang pohon bambu yang digunakan untuk pagar. Pohon bambu tali dan bambu gombong tak lazim digunakan sebagai pagar hidup atau pagar tanaman. Biasanya bambu gombong potong serta dibilah atau bahkan dianyam baru digunakan sebagai pagar, dan bukan sebagai pagar hidup/tanaman. Bambu yang biasa digunakan sebagai pagar hidup/pagar tanamana bambu yang biasa disebut bambu kirisi. Bambu ini berkarakteristik daun yang kecil dan buku - buku yang pendek. Diameter batang bambunya pun tidak terlalu besar seperti halnya bambu gombong-awi gombong- dan bambu tali-awi tali. Tingginya pun tidak setinggi kedua bambu tersebut jadi cocok di jadikan pagar hidup/tanaman.
Selain bambu, tanaman perdu seperti ki oray, kejibeling, dan bluntas bisa digunakan sebagai pagar hidup/tanaman. Di beberapa desa atau perkampungan yang masih tradisional banyak yang masih menggunakan tanaman tersebut sebagai pagar hidup/tanaman. Jenis - jenis tanaman tersebut selain berfungsi sebagai pagar pembatas halaman rumah juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Jadi apabila sewaktu - waktu butuh obat herbal sekedar untuk menurunkan panas, tinggal petik pagar depan rumah.
Jenis lain yang bisa digunakan sebagai pagar hidup/tanaman adalah teh - tehan atau nama ilmiahnya Acalypha siamensis yang akan dibahas sekarang. Tanaman ini merupakan tanaman hias dan banyak digunakan sebagai pagar hidup/tanaman. Teh - tehan ini hampir mirip dengan teh, mungkin ini yang menjadikan tanaman ini disebut dengan teh - tehan. Daunnya semakin rapat dan mengecil ketika lebih sering dipotong, jadi cocok untuk pagar hidup/tanaman. Tanaman ini bisa di-stek dan daun cepat tumbuh di musim hujan atau di tanah dengan kadar air yang tinggi.
Teh - tehan ini merupakan tanaman keras bukan merupakan tanaman semusim. Meskipun tanaman keras tapi tetap mudah dibentuk ketika dicukur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Tentu ketika ingin mendapatkan bentuk/pola tertentu tidak cukup dengan satu kali cukur. Perlu beberapa kali cukur untuk mendapatkan bentuk/pola yang sempurna sesuai keinginan.
Nah, sekali lagi masalah memilih pagar kembali pada selera dan kebutuhan. Namun kelebihan yang bisa didapatkan dengan menggunakan pagar hidup/tanaman bisa digunakan sebagai jalan penghijauan untuk megurangi polusi selain dari tanpa harus mengeluarkan biaya berjuta - juta. Hal yang harus diperhatikan mengenai pagar hidup/tanaman, pagar jenis ini harus mendapatkan perawatan yang teratur apabila ingin mendapatkan bentuk dan keindahan yang sempurna, bukan pengecatan tapi butuh cukur-an. Terlebih lagi dimusim penghujan tanaman pagar seperti teh teh-an daunnya lebat lebih cepat, tapi menurut saya proses cukuran pagar itu bisa dijadikan sebagai cara untuk mengatasi kepenatan anggap aja sebagai sarana refreshing. Saya sudah mencoba menerapkannya di halaman rumah orang tua, dan menjadikan jang cukur-an pagar sebagai jalan mencari inspirasi, atau sekedar refresh pikiran. Wilujeng Nyobian !
0 komentar:
Posting Komentar