Ayam Buras ; Ayam lokal dari Tiongkok untuk memenuhi asupan protein hewani masyarakat dan potensi usaha

Ayam buras; ayam bukan ras –bisa disebut juga ayam kampung, sebutan lain dalam per-unggasan untuk membedakan ayam lokal dengan ayam ras yang diperkenalkan pada masyarakat Indonesia sekitar akhir tahun 1960-an. Biasanya ayam ras dipelihara secara tradisional oleh masyarakat di pedesaan sebagai sumber pangan yang biasa dokonsumsi untuk kebutuhan pribadi.



Menurut referensi yang ditemukan, ayam buras yang sekarang di kenal berasal dari domestikasi 4 spesies ayam hutan yang ada di Indonesia dan daratan Asia. Ayam hutan merah –Galus galus, ayam hutan hijau –Gallus varius, ayam hutan abu – abu India –Gallus sonnerati dan ayam hutan jingga Srilangka –Gallus lavayetti merupakan 4 spesies ayam yang berhasil didomestikasi dan dikenallah berbagai jenis ayam buras saat ini.

Hampir setiap wilayah mempunyai jenis ayam khasnya masing – masing. Seperti Cianjur dengan ayam pelung-nya, Sukabumi dengan ayam nagraknya dan ayam bekisar dari Jawa timur serta masing banyak jenis ayam buras yang tersebar di wilayah Indonesia.

Salah satu ayam buras yang ada di Indonesia adalah ayam lingan yang merupakan ayam lokal dari provinsi Lingan, Tiongkok. Ayam lokal dari Tiongkok ini pertama hadir di Indonesia pada tahun 1997. Dari penampilan, sepintas ayam lingnan mirip dengan ayam ras dengan badannya yang gemuk, berkaki pendek dan warna bulu kuning muda. 

Ayam lingnan efisien dalam penyerapan makanan sehingga pertumbuhan pun tergolong  cepat. Dalam waktu 60 – 70 hari bisa mencapai berat dengan kisaran 1,1 – 1,3 kg, dengan tekstur daging yang sama baiknya dengan ayam kampung  serta kadar kolesterol yang rendah. Satu ekor ayam petelur lingan bisa menghasilkan 180 butir telur pertahun dengan ukuran telur lebih kecil dari ayam ras dan lebih besar dari ayam kampung Indonesia. 

Ayam lingnan memiliki daya tahan tubun yang kuat dan tergolong ayam mudah beradaptasi dengan lingkungan. Selain pertumbuhan yang cepat dan jumlah telur yang dihasilkan, ayam lingnan juga bisa  hidup di daerah dataran rendah dan dataran tinggi serta tahan terhadap stres. 

Pemeliharaan ayam lingnan tergolong murah dengan potensi pasar yang cukup luas. Tentu hal tersebut merupakan sebuah potensi usaha dengan berbagai keunggulan jenis ayam lingan ini.
Dengan harga beli ayam lingnan yang lebih murah dari ayam kampung biasa dan pertumbuhan yang cepat serta jumlah telur yang cukup banyak dalam setahun hal tersebut diharapkan dapat memenuhi konsumsi protein hewani masyarakat ditengah – tengah ketidakseimbangan pangan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
SHARE

Zazat Zenal Mutakin

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar